kompalkampul: dari kurun waktu sejak terjadinya krisis moneter 1998, harga BBM sudah naik beberapa kali, kenaikan itu tentu saja diikuti kenaikan barang-barang yang lainnya, karena mobilisasi atau inti dari peredaran barang-barang adalah bahan bakar minyak.
efek dari kenaikan BBM tentu saja sangat meresahkan masyrakat, tentu saja masyrakat yang miskin atau masyrakat menengah kebawah, dengan gaji yang tidak seberapa dan kenaikan gaji yang tidak seberapa pula, harus terbebani dengan kenaikan semua sektor yang ada bahkan mungkin harga air mentah didaerah-daerah pelosok yang mengalami kekeringan dan susah untuk mendapatkan air bersih juga akan naik.
kebanyakan masyarakat tidak tahu mengapa kehidupan mereka seolah olah dibuat susah, hidup dinegeri sendiri yang kaya akan sumber daya alam, namun harus hidup serba tidak menentu.
rakyat sebenarya tahu dan merasakan keadaan ini hanyalah permainan politik semata, jika dilihat dengan kasat mata , mengapa kendaraan yang berredar tidak dibatasi jumlahnya dan produksi besar besaran mobil maupun sepeda motor sudah mewakili bahwa pemerintah sebenarnya tidak perduli dengan rakyat miskin yang hanya mengandalkan kendaraan umum untuk beraktifitas,
pemerintah harusnya sadar bagi sebagian besar masyararakat , naik agkutan umum biayanya lebih besar dari pada memiliki kendaraan sendiri , harusnya para exekutif dan legeslatif mencoba sendiri berangkat dari rumah kekantor naik angkutann umum, yang harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit ditambah waktu sampai yang tidak dapat ditentukan karena kesemprawutan jalan. jika dibanding dengan naik sepeda motor sendiri tentu saja akan jauh perbandingannya , bila naik sepeda motor rp15000 bisa digunakan untuk transpot 4 hari ,namun dengan angkutan umum mungkin hanya satu hari, itulah realita , dari orang menengah keatas mencari kenyamanan sendiri dengan membeli mobil yang bagus untuk fasilitas dan orang menengah kebawah membeli walaupun dengan cara kredit juga dalam rangka untuk hemat dan kepraktisannya, sehingga meraka lupa bahwa cara mereka menyebabkan pemborosan energi.
mengapa pemerintah tidak berusaha ,mensubsidi angkutan umum saja , dengan fasilitas ,kenyamanan dan biaya yang sangat murah bahkan mungkin geratis , sehingga memperingkas jumlah peredaran kendaraan dijalan dan itupun akan menyebakan jam tempuh kendaraan umum untuk datang sesuai waktunya, akhirnya masyarakat akan lebih senang dengan kendaraan umum dibanding kendaraan pribadi. dan tentu saja itu akan mengurangi pemborosan subsidi BBM dan tentu saja mengurangi polusi udara.
untuk hal itu kontrol pemerintah akan lebih fokus pada beberapa kendaraan umum saja ,sehingga penyalahgunaan BBM dan pensubsidian pemerintah kepada rakyat akan lebih terfokus pada satu titik yang praktis.
0 komentar:
Post a Comment
komentarlah yang bijak dan membangun
Bila mengambil artikel , tautkan link http://kompalkampul.com